Terkuak! Ini Alasan Pendidikan Finlandia Jadi Jawara Dunia
Murid-murid Finlandia selalu menempati peringkat atas untuk tes PISA atau Programme for International School Assesment. Sekolah-sekolah Finlandia pun menempati posisi tinggi tingkat dunia dalam hal kemajuan pendidikan. Prestasi itu yang menjadikan Finlandia dikunjungi lebih dari seratus delegasi dan pemerintahan asing hampir tiap tahunnya, demi mengorek apa rahasia pendidikan sukses di negara kecil berpenduduk tak lebih dari 6 juta jiwa itu. Pertanyaan pun muncul, "apa yang dilakukan Finlandia hingga mampu membawa pendidikannya menuju kualitas tingkat dunia?"
Timothy D. Walker, seorang guru asal Amerika, akhirnya memutuskan untuk melakukan penjelajahan dan penelitian akan sekolah-sekolah Finlandia. Hasilnya ia tuliskan di blog sebagai catatan harian yang akhirnya dibukukan. Buku berjudul Teach Like Finland itu pun berhasil menguak alasan mengejutkan di balik kesuksesan pendidikan di Finlandia.
Hanya 18 Jam Seminggu
Bicara tentang sekolah, yang disinggung tidak hanya soal murid saja tapi juga guru-gurunya. Di Finlandia, setiap guru yang mengajar sekitar 45 menit lamanya dipastikan selalu mendapat waktu jeda 15 menit. Pada saat guru sedang rihat, anak-anak pun diizinkan istirahat sejenak untuk sekadar bermain dan bercanda bersama. Bahkan, sekolah menyediakan permainan untuk menunjang jam istirahat tersebut.
Sekolah Finlandia sangat memperhatikan kesejahteraan guru dan muridnya. Jika waktu jeda biasanya dimanfaatkan guru untuk mengoreksi nilai atau mengecek surel materi pengajaran, berbeda dengan guru di Finlandia yang diberi kesempatan untuk minum kopi bersama di ruang guru. Hal ini membuat guru dan murid lebih rileks.
Keadaan tersebut bisa terjadi karena Finlandia mengutamakan waktu bagi murid maupun guru untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Serta memberi kesempatan bagi masing-masing murid untuk menentukan apa yang menjadi kesenangannya ketika bermain hingga bisa bergabung dengan klub minat bakat yang sesuai. Prioritas seperti inilah yang membuat Finlandia memiliki total waktu belajar hanya sekitar 18 jam perminggu. Berbeda jauh dengan jam belajar sekolah dunia yang kadang kali mencapai lebih dari 27 jam per minggunya.
Bukan PR yang Berat
Sudah jadi fakta umum jika murid-murid yang menghabiskan hampir waktu setengah dari harinya di sekolah, masih harus mengerjakan PR berat dari gurunya ketika pulang ke rumah. Bahkan saking berat dan sulitnya, kerap murid harus les bimbel atau minta bantuan pada orang tua. Jam belajar pun jadi bertambah. Lalu pertanyaannya, kapan murid-murid bisa aktif bermain di luar bersama teman-teman dan melakukan hobinya?
Hal itu yang jadi perhatian di Finlandia. Guru-guru masih memberikan tiap muridnya PR, namun tingkat kesulitannya sungguh diperhatikan. Tidak ada PR yang terlalu susah untuk dikerjakan, bahkan rata-rata hanya membutuhkan waktu setengah jam untuk menyelesaikannya. Tujuannya agar murid memiliki waktu istirahat cukup dan kesempatan mengerjakan aktivitas lain ketika sampai rumah.
Selain mengamati bagaimana guru-guru memberikan PR, aku juga melihat perkembangan murid-muridnya. Mereka adalah pribadi yang mandiri: bisa pulang-pergi sekolah sendirian naik kendaraan umum. Di Finlandia, makna kemandirian serta kekompakan antar kawan amat diperhatikan. Hal yang bagus karena berhasil mendorong murid untuk berpikir cermat mengandalkan diri serdiri tanpa menghilangkan kemampuan untuk bekerja sama dengan sesama.
Jangan Lupa Bahagia
Sepintas apa yang berusaha ditanamkan oleh Finlandia sesungguhnya begitu mendasar dan sederhana: kebahagiaan. Namun kerap dilupakan oleh sekolah-sekolah di dunia, yang pada faktanya justru memaksa murid untuk terus belajar menguasai segala bidang. Padahal jika kebahagiaan ditempatkan pada tujuan terdepan, apa yang berusaha diajarkan lebih mudah untuk diserap dan diterima. Hal itu penting agar makna dan nilai yang tumbuh tidak berproses dengan paksaan yang hanya menghasilkan depresi yang berujung sia-sia. Karena, bukankah apa pun yang dipelajari dengan hati gembira selalu menyenangkan didalami?
Finlandia mengamini itu, menerapkannya bagi sekolah-sekolah di negaranya. Hasilnya tentu bisa dilihat. Kebahagiaan berhasil mengambil tempat jadi jawara. Tertarik untuk mengetahui resep kebahagiaan belajar-mengajar lainnya ala Finlandia? Catatan perjalanan dan pengalaman Tim masih panjang dan bisa kita temukan lewat bukunya Teach Like Finland (Mengajar Seperti Finlandia). Mari ciptakan kelas menyenangkan bagi guru dan murid, jadikan belajar sebagai aktivitas seru yang menggembirakan hati.
Sumber: gramedia.com/blog/