Metode Pendidikan Guru Jelaskan dan Murid Dengar Tak Lagi Efektif

Pendidikan merupakan salah satu bekal penting anak untuk terjun di masyarakat. Dengan pendidikan yang baik, seorang anak memiliki peluang lebih besar untuk sukses. Anak yang berusia 6 - 18 tahun merupakan masa di mana pendidikan sangat memengaruhi kehidupannya. Sebab, pada umur tersebut karakter anak akan terbentuk. Namun pola pendidikan di Indonesia masih banyak yang mengadopsi cara lama, yaitu guru menjelaskan, dan anak duduk mendengarkan.

Metode Pendidikan Guru Jelaskan dan Murid Dengar Tak Lagi Efektif

Data dari World Economic Forum (WEF) 2017 menunjukkan keterampilan dasar seperti membaca dan berhitung tidak cukup untuk bekal di masa depan anak. WEF memformulasikan enam keterampilan dasar yang perlu dikuasai, diantaranya membaca, berhitung, serta keterampilan informasi, komunikasi, dan teknologi.

"Pendidikan yang masih guru menjelaskan, murid mendengarkan, sebenarnya tidak efektif," ujar Psikolog Tumbuh Kembang Anak, Vera Itabiliana, saat menghadiri acara Grounbreaking Samporna Academy di Sentul, Jumat 29 September 2017.

Satu hal yang saat ini sedang berkembang pesat, yang dapat menjadi masalah baru dunia pendidikan, yaitu teknologi. Menurut Vera, teknologi saat ini tidak bisa dibendung dan tak ada yang dapat menghentikan perkembangannya. Namun siapapun bisa memanfaatkannya, khususnya untuk dunia pendidikan. "Saya pernah membaca penelitian, bahwa di tahun 2020 sekitar 20 pekerjaan akan hilang karena teknologi. Maka kita harus memersiapkan bekal pendidikan yang di dalamnya terdapat pengetahuan tentang teknologi," kata Vera.

Salah satu metode pendidikan yang mengakomodir peran teknologi adalah STEAM yang merupakan kependekan dari Science, Technology, Engineering, Art, and Math. STEAM merupakan metode pendidikan berdasarkan kurikulum Cambridge yang mengasah keterampilan berpikir dan memeberikan beragam praktek. "Saya senang dengan metode STEAM ini karena anak tidak hanya mengasah otak kirinya saja, tetapi dengan Art yang ada dalam STEAM, maka otak kanan anak juga akan berkembang dengan baik," ujar Vera.

Direktur Sampoerna Academy, Dr. Mustafa Guvercin mengatakan siapapun tidak bisa berharap mendapatkan hasil yang berbeda jika metode pendidikan atau usaha yang dilakukan masih memakai cara lama. "Dengan mengedepankan pendekatan STEAM membuat anak menjalani beragam praktek dan melaksanakan proyek untuk mengasah keterampilan berpikir," ujarnya.

Sumber: cantik.tempo.co

Powered by Blogger.