Mendikbud: Pola Pendidikan Karakter di Sekolah Perlu Ditingkatkan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menilai, selama ini ada yang salah dalam implementasi UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), khususnya terkait pendidikan karakter.

Mendikbud: Pola Pendidikan Karakter di Sekolah Perlu Ditingkatkan

UU yang mengamanatkan pembentukan karakter ada di jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), tapi pelaksanaannya di lapangan justru tidak sesuai. Di SD dan SMP dipecah seolah-olah berbeda, padahal keduanya sama.

"UU Sisdiknas itu jelas mengamanatkan pendidikan karakter dimulai SD sampai SMP. Itu sebabnya ada pembaruan kurikulum termasuk K-13 yang intinya untuk pembentukan karakter," kata Menteri Muhadjir dalam keterangannya saat memberikan sambutan di Global Sevilla Pulo Mas, Kamis (6/4).

Siswa SD dan SMP, diwajibkan mendapatkan 70 persen pendidikan dasar berupa pembentukan karakter, 30 persen pengetahuan. Untuk sekolah swasta seperti Global Sevilla, menurut Muhadjir, sebenarnya sudah sesuai pembentukan karakter.

Apa yang dilakukan Global Sevilla dengan menerapkan kurikulum nasional, Cambridge International Curriculum, dan International Primary Curriculum sudah berada di jalur yang benar. Apalagi, sekolah SPK (Satuan Pendidikan Kerja Sama) ini sejak awal telah mengintegrasikan pengembangan karakter dan prestasi akademik.

"Kalau saya lihat, sekolah swasta lebih siap menjalankan program pembentukan karakter di mana jam belajarnya bisa delapan jam. Berbeda dengan negeri yang hanya lima sampai enam jam," ujarnya.

Menanggapi ini, Direktur Sekolah Global Sevila Robertus Budi Setiono mengakui akan siap menjalankan program pemerintah dalam hal pembentukan karakter.

Salah satu bentuk kesiapan Global Sevilla adalah dengan membangun gedung SMP dan SMA yang nantinya bisa digunakan sebagai pusat studi kebinekaan, pendidikan karakter, dan pusat praktik mindfulness (metode pengajaran yang membawa anak-anak pada kekinian).

Robertus mengatakan bahwa pihaknya siap memberikan kontribusi dalam pengembangan kualitas pendidikan di Indonesia.

"Sekolah yang memiliki kualitas baik harus mau untuk berbagi pengalaman dan metode pengelolaan kepada sekolah lain," katanya.

Omi Komariah Madjid, istri almarhum Prof. Dr. Nurcholish Madjid (pendiri sekolah Global Sevilla), menjelaskan, untuk mendukung pendidikan karakter, akan ada satu bangunan baru yang diperuntukkan sebagai pusat studi agama (worship center). Di tempat itu, anak-anak dan guru-guru bisa menjalankan ibadahnya masing-masing dan mempraktikkan rasa saling menghormati antar agama serta kepercayaan.

"Ini menjadi fokus kami untuk menanamkan semangat toleransi dan pluralisme di kalangan generasi muda sejak dini," kata Omi.

Saat ini, pengembangan karakter di sekolah menjadi poin penting selain prestasi akademik. Pendidikan karakter, menurutnya tidak hanya diterapkan dalam satu mata pelajaran (Mapel) saja. Akan tetapi diulas di setiap Mapel.

"Kami mengajarkan kepada siswa bagaimana menghargai perbedaan. Di Global Sevilla, kami sangat beragam, dari kultur hingga agama. Kami mengajarkan kepada siswa untuk saling membantu, salah satunya dalam mempersiapkan perayaan hari raya," ungkapnya.

Sumber: beritasatu.com

Powered by Blogger.