Benarkah Pendidikan Di Indonesia Terlalu Mahal?
Meskipun pemerintah Indonesia sudah memberlakukan wajib belajar 12 tahun, dan mengimbanginya dengan sederet program beasiswa seperti BOS. Tampaknya, harga pendidikan di negara berkembang ini masih dipandang sangat mahal.
Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia, Darmin Nasution ketika menjadi pembicara dalam Diskusi Publik Kebijakan Pemerintah di Universitas Brawijaya.
"Sekolah tiga tahun, tapi kursus pendidikan vokasi 60 persen diisi lulusan SMK. Lha selama tiga tahun itu mereka dapat apa kok masih ikut kursus?," tegasnya beberapa saat lalu.
Alasan kenapa pendidikan Indonesia dikatakannya sangat mahal adalah karena meskipun telah menempuh pendidikan, nantinya hanya akan mendapat ijazah. Sementara pengalaman yang harusnya digali dengan pengakuan sertifikasi sama sekali tidak pernah didapat. Sehingga, berujung pada banyaknya pengangguran dari tingkat pendidikan sekolah menengah atas dan kejuruan.
"Kalau sekolah menengah atas lulusnya dapat ijazah dan tiga sertifikasi, pendidikan ditempuh tiga tahun nggak masalah. Sekarang kan belum seperti itu," tambahnya.
Menurutnya, pendidikan vokasi memang harus terus ditingkatkan. Tapi juga dengan diimbangi perombakan modul pembelajaran. Setidaknya, dalam satu tahun siswa diwajibkan menyelesaikan praktikum dan mendapat sertifikasi.
"Jadi nanti busa langsung kerja atau membuka peluang sendiri, tanpa harus ada kursus untuk cari sertifikasi," urai pria berkacamata ini.
Darmin menambahkan, saat ini pemerintah Indonesia memang masih terus menggali skema yang tepat terkait sistem pendidikan tersebut. Salah satunya dengan menggandeng pemerintah Korea Selatan dan Jepang.
Sumber: malangtoday.net